WeLcome

Welcome To our blog....enjoy to this blog....


The NEWEST from us

The NEWEST from us
uLtah buLun & iNa

24 November 2009

wong ga jelas

wey, pusing gua, banyak kerjaan. saat ini gue lagi suka quote "take me back to the time when life was easier". bah..kayaknya semakin tua semakin banyak masalah, getting old getting harder lah. apa kali.

kayaknya waktu SD, hidup lo indah gitu, sekolah main2, ngerjain PR main2, main ya main. hehe..sekolah, nonton india yg inspektur vijay, makan, main, tidur.
behh sekarang mah, udah mikirin tugas lah yg kayak setan, organisasi, mikirin duit pula..

*dasar manusia ga bersyukur..ngeluh melulu..emangnya yang milih jadi begini siapa heh??

yeee..nambah tua kan sebuah kemestian, bukan sesuatu yg bisa dipilih.

(komunikasi intrapersonal)

Kalah sebelum berperang

Malam sabtu itu bokap manggil gw yg lagi asik ndengerin radio di atas. Setelah gw samperin turun, bokap plus Mas Amir, tetangga gw, bawa seonggok…ah…bukan…tapi banyak baju cewek. Ternyata gw ditawarin, lebih tepatnya dimintai tolong, jualin baju merek eehmmm…gak boleh sebut merek ya??? Pokoknya baju bermerek dah.
Tanpa ba bi bu, gw langsung menolak. Sebenernya gw punya alasan yang cukup kuat. Semester ini, seperti yang kita ketahui banyak sekali pengeluaran mulai dari biaya studi lapangan, buku kuliah, sampe biaya jas klinik. Mengingat hal-hal tersebut, ditambah harga satuan baju yg 50ribu serta model yang gak cukup lucu (di mata gw), gw pesimis bakal laku di kampus, cuma nambah beban bolak-balik rumah-kampus.
Akhirnya cuma bokap yang ngambil 20 baju untuk dicoba ditawarin ke temen-temennya di toko besok. Yah,,,gw yang merasa gak berkontribusi mencoba melakukan sesuatu yang bermakna. gw nyoba bantu bokap yang lagi milah-milah baju. Saat gw nambahin satu baju yang menurut gw cukup lucu untuk dijual, bokap tiba-tiba dengan entengnya bilang, “kamu naro’ baju apa Put? Gak usah ikut milihin, selera kamu gak bagus”…what???!!!damnnnn!!!!! dalem ati gw menggerutu, anak sendiri dibilang punya selera yang jelek. But wait, gw jadi mikir jangan-jangan selera gw emang payah.

Ini adalah salah satu kebiasaan gw (baik/buruk sifatnya relatif di mata orang), gw suka mikir ulang tentang hal-hal yg terjadi dalam idup gw mulai dari hal penting hingga hal yg gak penting sekalipun (orang bilang itu namanya instrospeksi diri). Apa yang akan terjadi jika waktu itu gw memutuskan sebaliknya? Apakah emang bener-bener gak akan terjual satu pun? Gw merasa seperti orang yang kalah sebelum berperang, menyerah sebelum berusaha, atau apa pun kata-kata bijak itu. Ada sedikit penyesalan, yang sekarang gw anggep sebagai rasa penasaran, karena tidak mencoba menjual baju-baju itu di kampus.
Hufftt...Kita memang gak akan pernah tau apa yang akan terjadi di masa mendatang, sehingga yang bisa kita lakukan adalah memprediksi, memperkirakan, menimbang-nimbang ini itu, hingga akhirnya tercapai suatu keputusan. Sometimes, gw merasa gw terlalu penuh pertimbangan, memperhitungkan ini itu, I’m an organized person (makanya kalo janjian gw suka dtg on time). Awalnya gw merasa sifat yang ini bagus, tapi belakangan gw merasa binggung, ada seorang teman yang bilang gw terlalu kaku, terlalu ’tertata’, dia bilang,“just let it flows, Put”. Well, gw menganggap itu suatu masukan yang akan menjadi pertimbangan gw membenahi diri. Karena eh karena dua hal ini sifatnya bertentangan, gw jadi bingung mana yg harus dijadikan acuan. Okay, ampe sekarang topik ini belum menemukan titik terang. Tapi satu hal yang pasti, kalo gw dikasih kesempatan kedua, lets say untuk jual baju lagi, gw akan memutuskan untuk mencobanya, setidaknya gak ada rasa penasaran lagi..Hehehehe…^^

17 November 2009

seperti banyak yang harus dikerjakan tapi tak tau apa yang mesti dilakukan.

kami mengumpulkan mozaik yang terserpih
melagukannya agar menjadi nada-nada merdu kehidupan
disepuhnya dengan percik-percik warna bianglala
agar penuh warna, katanya

tapi, repihan itu tak mudah dicari
melodi itu pun sukar dialunkan
dan bahkan pelangi tak ditemukan, walaupun setelah hujan
ini namanya kehidupan kawan, begitu ujarnya
memang harus begini.
iya kan Tuhan??

13 November 2009

welcome to the club..

jum`at ini 13 nopember 2009. pintu kamar digedor mba yun " bangun-bangun subuh cepetan!! " dengan kelopak mata masih melekat erat kugerakkan tubuh mendekati pintu. ckkreekk... " iye iye ..."sahutku. aku wudhu dengan raut ngantuk berat,, tak lama selagi aku dikamar mandi denting jam berbunyi.. teng teng teng... aku terus mempertajam pendengaranku berusaha agar hitungan ku memang tidak salah,, ya ! ku hitung hanya 3 x jam itu berdenting.. ARGH !! DASAR MBA YUYUN !! aku disuruh subuh jam 3 pagi... ~!!!!hampir naik pitam, langsung saja usai dr kamar mandi aku langsung ketok2 pintu kamarnya dan terdengan cekikikan khas suami-istri itu.. hmpff.. yah pagi ini atau tepatnya menjelang subuh ini. satu kejadian tlah ku alami diawal 20 tahunku.

menunggu ucapan dari pria tertampan... namun, ia sepertinya lupa. mungkin ditengah kesibukan kerjanya. tapi pasti terselip doa untuk anaknya ini ditiap sholatnya.

ibuu.. tak dapat ku bendung sesungguhnya apa yang setiap saat aku rasakan untukmu.. 16 mei 2004 lalu.. saat terakhir ku kecup kening dan kedua pipimu.. maaf robb,jika aku teteskan air mata lagi kali ini.
Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa robbayani soghiroo. Amiin


dudu ina emi.. melihat sms yang berbeda hari ini dari mereka.. taqobbal ya robb. teriring doa yang sama untukmu saudariku.

apa selanjutnya yang terjadi hari ini...?
kuresapi sungguh hingga membuat desiran di dada dan genangan air mata...
bahwa sesungguhnya..
aku harus memanfaatkan sisa umurku dengan baik..
20 tahun.
sebuah angka untuk memulai langkah baru..

selamat bermethamorphosa...

bismillah.

10 November 2009

KEBENARAN ITU PASTI TERUNGKAP CEPAT ATAU LAMBAT

Its second times writing ‘bout my life in this blog. Kalau biasanya gw nulis mengenai rajut-merajut, kali ini gw mau cerita mengenai sepupu gw yang hilang.

Weettzzzz,,,bingung?? Wajar kok, coz I never tell this story except for one. Kalau gitu gw kasih intro dulu dah:


Waktu kecil gw pernah diceritain kalo salah satu sepupu perempuan gw (anak terakhir dari kakak tertua bokap gw) tinggal di Jakarta dan diasuh oleh orang yang bukan anggota keluarga gw. Yup, dia diadopsi oleh orang lain sejak ia lahir. Katanya, gw waktu itu masih berumur 2 bulan, jadi bisa disimpulkan bahwa kami memang seumuran. Ibunya meninggal setelah melahirkan dia. Menurut cerita, karena keadaan ekonomi yang buruk terutama di desa terpencil (Pedalaman Pacitan red), serta menimbang ini itu yang gw gak ngerti (ampe sekarang), akhirnya dia diadopsi oleh pasutri yang emang gak punya anak.

Mereka bukan orang asing, mereka adalah atasan almarhumah yang cukup mengenal keadaan keluarga kami. Akhirnya dia diadopsi dan dibesarkan oleh mereka. Di anak perempuan ini hidup berkecukupan tanpa dia tau bahwa yang berada di sekelilingnya itu bukanlah keluarganya. Tak tau apa pertimbangan orang tua angkatnya itu sehingga menyembunyikan rahasia pada si anak ini. Bahkan pernah suatu kali, Bapak kandungnya a.k.a Pakde gw, pergi ke Jakarta dan berkunjung untuk mengetahui bagaimana keadaan anaknya yang paling bontot itu. Memang mereka dipertemukan oleh orang tua angkatnya, tapi bukan mengatakan bahwa orang ini Bapak kandungnya melainkan ‘sodara jauh’.

Kronologi gw tau kebenaran ini saat gw duduk di bangku SMP. Pakde gw cerita kalau anak perempuannya juga sekolah di SMP yang sama dengan gw. What??!! Gw kok gak ngeh siapa dia??
“iya put, Lia juga sekolah di SMP mu, kalian seumuran, harusnya kalian kenal, coba diinget-inget lagi”
seharusnya memang begitu, karena angkatan gw cuma tujuh kelas. Sekuper-kupernya gw, gw pasti tau. Cuma yang bikin gw heran, kenapa nama Lia ini luput dari ingatan gw yang cemerlang ini? (narsis banget yah gw). Sampai suatu hari Pakde gw berinisiatif menunjukkan fotonya Lia.

Daaang,,,,bagai petir di siang bolong. Ternyata Lia sepupu gw yang gak pernah terungkap adalah temen maen gw. Dari fotonya gw tau, nama lengkapnya Mufidah Aulia, dia biasa dipanggil Au, sedangkan Pakde gw manggil dia Lia. Pantesan aja gw gak tau. Meskipun kelas dia tepat berada di sebelah kelas gw, kalau gw nyari dengan nama Lia ya gak bakalan ketemu.

Kalau ditanya perasaan gw, jujur gw gak tau perasaan apa yang gw rasakan saat gw mengetahui kebenaran itu. Di usia gw yang muda saat itu, gw gak cukup mengerti arti perasaan yang berkecamuk di dada gw.
And after that, every time I saw her face, it seems like I really want to tell her what she didn’t know. Bener-bener pengen bilang, “Au, tau gak sih lo, kalau lo itu sodara gw. Bahwa lo bukan anak kandung bokap nyokap lo, bahwa lo masih punya bapak, dua kakak laki-laki dan satu kakak perempuan???”. Semuanya benar-benar pengen gw tumpah ruahkan kepadanya.

Tapi yang terjadi adalah niat menggebu-gebu itu gw urungkan dengan susah payah setelah bokap gw ngasih pengertian bahwa mengatakan yang sejujurnya itu bukan hak kita, ini mungkin memang gak adil tapi gak ada yang bisa kita lakukan selain berharap orang tua angkatnya akan sadar dan kebenaran itu akan muncul. Kita masih bisa berharap.

Di usia gw yang baru 13 tahun itu, amat sulit bagi gw untuk menelan bulat-bulat omongan bokap gw. Saat itu yang gw rasakan cuma sedih, di mana gw menyaksikan kebohongan di hadapan gw tapi gak bisa mengungkapkan yang sebenarnya. Hati gw sungguh pedih.

Kebenaran itu terasa terkubur seiring dengan berjalannya waktu. Kami lulus SMP, tak lama kemudian dia pindah rumah, lalu nomor hand phonenya ganti. Harapan itu lenyap tak bersisa. Totally lose contact. Hingga kemudian takdir mempertemukan kita kembali lewat facebook. Kalau kalian berpikir gw akan berterima kasih pada facebook, harus gw katakan kalian salah, gw berterima kasih pada temannya teman SD gw. Bisa dibayangkan seberapa jauh perantara yang menghubungkan kami kembali?

Waktu yang cukup lama membuatnya tidak ingat tentang gw meskipun friend request gw di approve (sepertinya, gw memang orang yang mudah untuk dilupakan). But its never mind, karena hingga kita listed as friend, kenyataannyan gw tetap gak bisa cerita yang sebenarnya, cukuplah gw tau keadaan dia baik-baik saja. Kadang gw curhat ini ke mas Ari (kakaknya Au), anak kedua Pakde yang cukup deket dengan gw, kayak abang gw sendiri dah. Hal lain yang bikin gw sedih adalah ketika mas Ari bilang, “kalo waktu itu aku punya kuasa, aku juga gak mau dipisahin ama adekku Put. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Umurku saat itu baru 5 tahun. Sampai sekarang aku masih ingat waktu dia dibawa mereka beberapa hari setelah pemakanan ibu”.


Cerita ini seperti sinetron bukan? Tapi bisa gw pastikan it based on true story,,,,yeeaahhh,,,,srroooottt!!! (jujur gw nulis ini sambil nangis, bodo amat dah kalo mata gw bengkak)

Kemarin mas Ari telpon gw, ini mah bukan hal aneh, di sela kerjaannya dia memang sering telpon gw untuk sekedar nanya kabar atau curhat berjam-jam. Gw emang udah kayak tong sampahnya sejak lama.
“Put, lagi ngapain?? Eh, mau tanya, emang sekarang kamu lagi UTS ya??”

“nih lagi berkutat dengan komputer yang lebih sering mati ketimbang idup. UTS mah udah lewat mas. Emang kenapa mas??”

“Aku maw cerita kabar gembira nih!!!!”, he sounds very enthusiast. “Tadi Aulia telpon Put, dia manggil gw kakak!!! Dia juga nanyain Bapak. Kayaknya dia udah tau Put”.

“Hah??!!!!” gw gak kalah antusias. “how come?? Kok dia tau nomer HP mas? Dapet dari mana yak? Ngomong apa aja dia?”.

“Aku juga gak tau, tapi kayaknya ibunya yang ngasih tau. Dia nanyain Bapak, trus dia juga minta alamat di Pacitan. Dia juga bilang pengen ke Pacitan liburan nanti, pengen nengokin Bapak. Tapi katanya sekarang dia lagi mau UTS, makanya aku tanya kamu”.

========obrolan selebihnya out of the record=============

Tapi gw harap para pembaca dapat menangkap intinya. Gw benar-benar bersyukur atas apa yang telah terjadi. Hopefully it was a happy ending story. Entah bagaimana kejadiannya, akhirnya dia mengetahui yang sebenarnya dan yang gak gw sangka adalah dia menerimanya dengan cukup baik. What next?? Mungkin gw akan ke Pacitan lagi untuk menyaksikan indahnya saat-saat terkuaknya kebenaran dihiasi suasana alam yang gak akan pernah ada di kota Jakarta. *lebay abiez*
Sekarang gw berharap bokap ngasih gw izin ke Pacitan lagi setelah lebaran kemaren ke Pacitan. Kemungkinannya kecil karena gak pernah terjadi sebelumnya dalam setahun gw mudik ampe dua kali. Tapi seperti kata beliau, kita masih bisa berharap.^^

07 November 2009

ya. dimulai dari sekarang.

teruntuk Nurul di tempat


undangan walimatul ‘ursy untukku,
hatiku bergetar tak menyangka bahwasanya yang tertera pada undangan itu adalah teman sepermainan kala bocah dulu yang notabene ia 2-3 tahun dibawah usiaku.


fulanah binti fulan (sahabatku)

menikah dengan

fulan bin fulan



pertanyaanku kemudian apa yang dapat menyebabkan jodohnya seseorang itu dapat CEPAT sampai dan tidak pernah salah alamat..?


subhanalloh..
waktu demi waktu kian bergulir,
saat ini kudapati salah satu sahabat kecilku telah melepaskan status lajangnya.




sempat dalam acara resepsi itu ada sedikit perbincangan antara aku dan kakaknya (akhwat yang telah dikaruniai 2 anak),sebut saja ia mba A:

Mba A : dek kamu jangan sibuk kuliah mulu, nanti gak ngeh lho kalo ada yang mau deketin. (sambil menepuk pundakku)

aku: (dengan senyum) iya mbak, habis jadwal kuliah padet banged sih. (berusaha mencari alasan serasional mungkin)

mba A : umurmu sekarang berapa? (memandangku dengan penuh tanya)

aku : 20 th bulan november ini mba. (berharap ia gak kget dgn jwaban ku)

mba A : masyaAlloh, udah 20 loh.. si C (adiknya,mempelai wanita, yg juga shbt kecilku) aja 18 dah dapet jodohnya. (smbil melirik kearah pelaminan)

aku : (merasa terpojokkan) jodoh itukan sudah Alloh yang mengatur mba, jadi umur itu bukan patokan. (berusaha kembali untuk meneguhkan dan menabahkan hati)

mba A : ya iya. mba tau. tapi apa kamu sudah merasa ada usaha maksimal dalam proses penantian jodohmu ? ya maksud mba, saat ia datang depan pintu kamu sudah siap untuk membukakannya.

aku : (argh.. jujur akupun blum tau jawaban atas pertanyaan sesusah ini) hmmmm.. persiapan ya mba? lahiriah ato ruhiyah?

mba A : (senyum sambil geleng2) yaa dua-duanya lah sayaang.

aku : sedang berusaha mba, tapi blum maksimal dan masih ogah-ogahan juga.

mba A : coba renungin, kenapa ada yang jodohnya cepet dan ada yang lama. trus kaitkan dengan persiapan usaha dan do`a yang dilakuin. ada kaitannya gak?

aku : (terus tersenyum, entah apa yang ada dipikiran mba A melihat aku sekarang) iya mba, makasih ya mba.




pembicaraan pun terhenti sampai titik itu

kemudian aku melangkahkan kaki menuju pelaminan.. sampainya aku bersalaman dengan sahabatku

"Barakallahu laka wa baraka ‘alaika, wajama’a bainakuma fi khair, amin ya Robb"


kemudian aku langsung pamit, karena ada agenda lain yang menanti hari itu di SMA.

-------------------------------------------------------------------------------------

sepenjang perjalanan menuju SMA,pikiranku melayang ke perbincangan dengan mba A sbelumnya..

persiapan..


benar coba lihat lagi sejauh apa kita telah mempersiapkan diri untuk hal ini...
baik yang sifatnya lahiriah dlm hal memasak, menyetrika, mencuci,atau beres2 rumah mungkin. maupun ruhiyah kita sejauh mana kita mendekatkan diri kepadanya, mengaku bahwa kita adalah hamba yang lemah, berusaha untuk menjadi mar`atussholihah (muslimah sholihah) setidaknya sampai jdoh itu datang..kemudian baru ditambah menjadi zaujatu muthi`ah(istri yang taat) dan ummul madrasah (ibu peradaban).

ternyata bukan sekedar jawaban "iya" atau diam yang ditampilkan perempuan saat proses khitbah (lamaran) itu berlangsung..


tapi sebelumnya...
terdapat proses persiapan diri yang menyeluruh pada aspek lahiriyah ruhiyah. ketika ruhiyah kuat mental kita pun dengan sendirinya siap.


perempuan baik dapat laki-laki baik, dan juga sebaliknya..

tinggal pilih mau yang baik atau lawannya..

--------------------------------------------------------------------------------------

Robb.. berikanlah barokah disisa umur ku..

setidaknya ketika aku pun terus berbakti kepada kedua orang tua ku, meningkatkan amalan-amalan ku, memohon ampun terhadap dosa-dosa ku,mengingatkan saudara2 ku,, dalam segala keterbatasan ku..


dan sampai pada suatu ketika sunnah rosulMu yang juga penyempurna dari keislaman ku itu mendekati ku melalui perantara yang menjadi pilihan Mu untukku dan telah Kau izinkan padanya untuk menjadi teman dalam mahabbahMu yang semata untuk mendapat ridhoMu..


aku telah siap Robb.. kapan pun itu..






dan terus bersiap dalam menanti datangnya ucapan :

"Barakallahu laka wa baraka ‘alaika, wajama’a bainakuma fi khair"



yang ditujukan kepada ku..


-------------------------------------------------------------------------------------

ditujukan
teruntuk saudara/iku (ikhwah fillah)
yang masih dalam masa penantian..

seberkas guratan qolbu

memang tak mudah mengumbar kata.

khawatir diri ini tak dapat mempertanggungjawabkannya.

lebih baik aku diam.

dan berdoa untuk kebaikan.

karna atas izinNya jua lah semua berjalan.




kenyataannya memang tak mudah.

hanya butuh keyakinan hati untuk meninggalkannya.

tak perlu yang lain.

khawatir yang lain itu malah menambah kecendrungan akan sesuatu




tak perlu pula bergelut dengan prasangka.

karena yakinlah telah ada qurrota a’yun yang telah disediakanNya.



dan terus dalam koridor kadarnya.

semoga ukhuwah ini saling menyelamatkan.




selalu terselip do`a ini dalam ibadah wajib yang 5 maupun saat berkhalwatku denganNya dalam ibadah lail ku..


* Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinna qurrata a'yunin waj'alnaa limuttaqiina imaaman *

allohuma amiiin

06 November 2009

menghilang ya??

blass..
hilang tiba2.
layaknya debu yang terdorong gaya angin.
bagai kotoran yang terbilas cairan pemutih paling mujarab.

kemana sih??
kemana ya??
lalu saya sudah mencari dimana-mana?
semua tuan dan nyonya sudah saya tanyai satu persatu.

katanya tidak pernah melihat lagi.
dulu ada, mereka sering melihat melewat di halaman kehidupannya.
terkadang menjadi tukang sayur yang datang 2 kali sehari ke tempat tinggalnya.

wahh tapi sekarang menghilang.
tak tau kemana.

01 November 2009

deep blue me

it's been long time i didn't write, whereas writing is one of my chatarsis.
i'm going to explain what happens to me.

i now feels so sensitive easily. i actually don't know what happens with me. i'm just feeling too dramatic and so much when i felt being ignored.

my friend said that sad will make you mature, but for me it doesn't work, or maybe not yet. when i'm alone and no one asks me "hey, what is happening with you??" i'm feeling so damn hurt, and i cry very often.

well, now i'm trying to find out my way back into my real character. we'll see then.

Here We Are

Here We Are